GenBagus - Peneliti dari Yayasan Rumah Kita Bersama (Kitab), Lanny Octavia menyatakan pasca reformasi, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap program Keluarga Berencana (KB) menurun. Akibatnya, program tersebut tidak mampu menekan laju pertumbuhan penduduk.
"Penyebab utamanya ada tiga faktor," jelas Lanny di sela-sela peluncuran buku "Peta Pandangan Keagamaan Tentang Keluarga Berencana" di kantor PBNU, Jakarta, pada Kamis (20/6/2013).
Faktor pertama, merebaknya pergaulan bebas di kalangan remaja yang masih minim pengetahuan reproduksi, serta banyaknya usia subur, 15-45 tahun.
Kedua, melemahnya peran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pasca reformasi. "Faktor kedua ini, berkaitan erat dengan pemerintah daerah, program KB hanya sekedar pelengkap program pembangunan," jelasnya.
Faktor ketiga, klaim agama yang menimbulkan keyakinan sebagian masyarakat untuk memperbanyak keturunan sebanyak mungkin. "Timpangnya paradigma gender yang dianut oleh masyarakat serta para pengambil kebijakan. Ditambah lagi dengan berkembangnya dinamika keagamaan beberapa tahun terakhir," jelasnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment